Setelah pandemi merebak di seluruh indonesia, semua orang menjadi sadar betapa pentingnya internet. Orang-orang yang tinggal di rumah, agar terus terhubung dengan orang lain pasti memutuhkan internet. Banyak sekali pekerjaan yang mengkonversi menjadi menggunakan internet agar berbagai sektor terus dapat bertahan pada era pandemi ini.

Semua orang kini telah menggunakan internet. Sekolah, Pemerintahan, Perusahaan, bahkan hingga kakek nenek pun sekarang menggunakan internet. Sayangnya, pertumbuhan penggunaa internet ini masih jarang disadari oleh desa. Desa hanya menjadi pengguna saja, tidak ingin mengurusi internet yang ada di daerahnya, padahal nilai manfaat dan nilai bisnisnya luar bisa. Pertanyaannya: kenapa desa tidak sadar untuk pengadaan internet desa?

Jawabannya, adalah desa terlalu takut dan khawatir. Ada banyak kekhawatiran saat internet desa dikelola sendiri. Khawatir tidak menguntungkan, khawatir tidak laku, khawatir rugi, khawatir internet membawa efek buruk, khawatir ditolak warga, dan kekhawatiran lain.

Desa sudah terbiasa untuk diajarkan untuk menjadi bodoh, oleh orang-orang yang tidak senang desa bertumbuh

Lalu, bagaimana caranya menjawab kekhawatiran tersebut? simak 7 alasan kenapa internet desa harus dikelola oleh Bumdes?

Baca juga : WUJUDKAN SDGS DESA UNTUK DESA LEBIH MAJU

1. Internet murah adalah hak seluruh warga

saat di era pandemi ini, penggunaan internet paling banyak adalah dari kalangan pelajar dan pekerja. Keduanya membutuhkan video conference seperti zoom dan meet untuk mengikuti kelas dan pertemuan online. Saat puskomedia melakukan survei terbatas, rata-rata penggunaan internet untuk ayah, ibu, dan dua orang anak berkisar 300-700 ribu rupiah. Biaya tersebut sangat besar, karena warga masih menggunakan internet berbasis kuota.

Tahukah Anda? bahwa saat ini puskomedia selaku unit usaha dari Bumdes Bersama Banyumas, saat ini menyediakan internet desa seharga 100 ribuan. Bisa berguna untuk satu rumah tangga, tanpa menggunakan kuota, jadi tidak ada kenaikan biaya bulanan.

Bagi kami, Bumdes tidak hanya urusan profit semata. Tetapi juga perlu menyeselesaikan masalah yang ada di desa.

2. Desa perlu menggali Pendapatan Asli Desa atau PADes

Jika internet diserahkan ke operator seluler atau penyedia internet broadband yang sudah ada, desa tidak akan mendapatkan apa-apa. Keuntungan dari penjualan internet, hanya akan lari ke kota. Paling mentok hanya ada pendapatan retribusi perizinan, itu pun masuknya ke Kabupaten.

Belum pernah kan, ada operator internet memberikan bagi hasil ke desa? ya jelas tidak ada lah.

Kalau Bumdes turut mengelola internet di desa, desa bisa mendapatkan PADes yang lumayan. Per artikel ini ditulis, puskomedia sebagai unit Bumdes Bersama Banyumas, saat ini memberikan bagi hasil kepada salah desa yang bergabung dalam bumdesma, sebesar 12 juta rupiah per bulan. Bagi hasil ini akan terus naik seiring dengan bertambahnya jumlah pelanggan internet desa.

12 juta per bulan itu baru 250an pelanggan, kalau satu desa 1000 pelanggan, jadinya berapa?

3. Memberikan timbal balik ke desa

Kalau bumdes yang mengelola internet desa, bumdes bisa memberikan CSR (Corporate Social Responsibility) baik secara langsung ataupun tidak langsung. Contohnya, memberikan internet gratis bagi tempat-tempat publik, ini bisa digunakan untuk anak-anak belajar online. Kalau malam hari, daripada internet tidak dipakai, bisa juga diberikan gratis untuk pos ronda. Bagi bumdes, adalah hal kecil saat lomba agustusan lalu menjadi sponsor.

Untuk kontribusi secara tidak langsung, bumdes juga bisa memberikan subsidi bagi warga desa yang kurang mampu. Ini juga turut membantu pemerintah desa dalam melakukan pemberantasan kemiskinan.

Kemiskinan di era pandemi tidak hanya karena sulitnya mencari pekerjaan, tetapi juga karena warga harus membeli kuota.

4. Uang yang ada di desa, tidak langsung lari ke kota

Salah satu kunci dalam meningkatkan perekonomian di desa, adalah menjaga agar tidak banyak uang keluar dari desa kita.

Pembayaran yang ada di desa selama ini menggunakan operator seluler yang ujung-ujungnya akan lari ke kota langsung. Nah sekarang jika menggunakan internet Bumdes, uang akan disimpan ke Bumdes terlebih dahulu sehingga perputaran ekonomi di desa.

5. Sarana di desa yang multifungsi

Dalam sarana pada setiap desa memiliki multifungsi sebagai tiang untuk membangun jaringan internet dan juga bisa digunakan untuk penerangan jalan. Sehingga dalam satu alat bisa digunakan untuk 2 penggunaan. Selain berguna untuk penerangan jalan, sarana desa juga bisa digunakan untuk pemasangan reklame.

Alasanya karena reklame jika di gunakan pada pohon itu akan menimbulkan ketidak tertarikannya untuk masyarakat atau kata lainya bisa juga di katakan kurang aesthetic. Ini semua disebabkan jika reklame dipasang pada pohon pastinya akan di paku.Dalam reklame, jika tiang yang digunakan pada reklame kita cat warna-warni itu bisa menjadi icon-icon kusus dan juga bisa digunakan untuk kampanye yang aslinya hanya terletak pada satu titik saja.

6. Menambah lapangan pekerjaan

Nantinya jika internet desa terkelola oleh Bumdes, yang bekerja adalah warga itu sendiri. Mengapa warga itu sendiri? Karena internet bahkan listrik belum tentu yang mengerjakan warga desa itu. Dalam pengurusan internet desa, kemungkinan akan mempekerjakan 5 sampai 10 orang.

7. Percepatan pembangunan infrastruktur

Dalam sejarah Puskomedia di Gerakan Desa Membangun selama 10 tahun ini Puskomedia telah berkeliling sekitar kurang lebih 5 ribu desa. Banyak desa mengeluh tentang susah sinyal sehingga membuat postingan di website tidak optimal. Mereka sudah berupaya untuk hilang operator seluler dan datang ke desa untuk memasang tower. Tetapi pada pelaksanaannya hingga kini tahun 2021 masih banyak permohonan mereka yang tidak terkabul. Jangankan yang luar jawa, yang jawa tengah atau banyumas pun masih ada yang internetnya susah. Andai kata desa mau pasang internet/bikin jaringan sendiri maka dalam waktu kurang dari 1 tahun internet sudah bisa masuk desa.

8. Peningkatan ekonomi warga

Setelah pembangunan infrastuktur berjalan, desa akan menjadi terhubung dengan dunia luar. Akan tetapi perlu ingat bahwa itu harus mengedukasi jangan sampai uang mereka lari keluar. Mereka harus berusaha mendapatkan uang dari luar untuk ditarik ke desa dalam bentuk jualan online. Pada puskomedia banyak yang berjualan dan mendapatkan profit 5 juta per hari melalui jualan online. Peluang internet membuat warga desa untuk berjualan online lebih tinggi dan pasarnya pun lebih luas.

9. Desa dapat mengontrol internetnya sendiri

Untuk internet sehat, jika internet tersedia oleh provider di luar Bumdes, kita tidak memiliki hak akses. Untuk baru-baru ini Bupati Ir Achmad Husein kabupaten Banyumas meminta kominfo untuk memblokir game. Hal seperti itu dapat terurus oleh Bumdes langsung tidak harus menunggu kominfo. Karena permintaan tesebut belum tentu di upprove oleh kominfo.

Bumdes juga dapat menjalankan program 79 yaitu jam 7-9 malam internet akan mati agar pelajar dapat belajar. Desa juga dapat memantau sendiri terkait situs-situs negative atau sara untuk diblokir. Jadi tidak harus menunggu bantuan dari luar terkait keamanan.

10. Percepatan peningkatan pendidikan warga

Dengan banyaknya orang yang mengakses internet jadi mempermudah proses belajar yang murah serta banyak referensi.